Matamu tajam, sorotnya seakan pisau yang diasah
Aku geram, menendang perasaanku jauh dari tempatnya
Aku muak, menampar pikiranku untuk tidak memikirkannya
Tapi otot-otot di bibirnya itu, menghancurkan jiwa
Meleleh hatiku dibuatnya
Lebur, tak kuat aku mengembalikannya jadi beku
Lilinku sudah habis, tak bersisa, tak bercahaya
Tak ada yang menyadarkanku kini
Aku terjerembab dalam angan
Tentangmu, bahasamu, semuanya
Hal tentangmu yang sebanarnya adalah semu
Tak berbayang, tak tersentuh
Tak beraroma, tak bernyawa
Aku takut, bimbang dan gelisah
Adakah aku di batinmu?
Adakah namaku di bukumu?
Adakah aku dihatimu?
Kamu hanyalah kisah fana
Abadi dan susah dijelaskan
Dan kamu, bagian dari aku
Berterimakasihlah karena itu
Kemari, peluk aku
Rasakan godaan demi godaan, bisikan demi bisikan, hembusan demi hembusan
Cinta
Ragamu, nyawaku
Satu.
No comments:
Post a Comment